Sabtu, 27 Februari 2010

Mereka mencari yang sempurna

Aku berjuang untuk arti keanggapan... mereka selalu melihatku dari satu sisi yang benar-benar ITU BUKAN AKU... mereka melihat di saat keadaan seolah hanya satu.

Aku berlari dan berteriak untuk mereka berbalik dan melihat aku sekarang ini.Itu membuang semua yang sebenarnya aku punya.Mereka melemparkan harapanku jauh dati sisi yang aku mau.

Sentuh 'ia' pundakku yang seolah melemah.aku mau merka anggap, aku ingin mereka tahu...kalau aku cuma satu.Aku hanya seorang yang berlumur kekurangan. Jangan harapkan aku dapat sempurna layak 'ia' yang dekat denganku. 'ia' yang selalu sebagai pencerah hariku. pencerah apa yang buat aku tarhambat.

Mereka bertambah.Mereka merekrut apa yang ada di genggamanku. Mereka tak tahu INI yang aku tak terima. Jangan buat aku jatuh dan lemah.Jangan ambil ia yang sering kusebut IBU.'ia' sedia membawaku ketempat yang menenangkanku.Aku ingin berdiri dan siap menghadapi mereka.

Aku bisa dengan apa yang aku punya. Aku bisa dengan lumuran kekurangan yang menempel dan melekat di tubuh ini. AKU INGIN BISA DAN AKU PASTI BISA......

Senin, 15 Februari 2010

aku berusaha untuk menerima

aku, terlahir di dunia yang membuatku kuat. aku tersadar dengan apa yang aku punya setelah sekian lama aku menghadapi semua yang telah terjadi. aku, Widya Ichsani Sayuti seolah bukan diriku. di tempatku yang sekarang, aku tahu ini bukanlah tempatku yang sebenarnya. mereka -yang sering disebut teman- seolah membuat kondisiku terpuruk dalam keadaan yang serba susah. mereka memojokkanku seolah aku layak untuk dipersalahkan. aku dihina seolah aku sangatlah patut untuk di hardik. padahal mereka tahu, aku hanya Widya yang memiliki banyak kekurangan. kekurangan yang serba terlihat dan serba dipersalahkan. aku ingin hidupku tidak hanya di sini. aku ingin seperti Widya Widya di luar sana yang memiliki kehidupan penuh ceria, penuh cinta dan penuh pujian yang banyak di idam-idamkan.

aku hidup dengan penglihatan yang kurang sempurna, ini berawal dari kejadian 12 tahun lalu, ketika aku berusia 3 tahun, tanggal tepatnya aku lupa. mata kananku mengalami musibah yang mengakibtakan kebutaan yang sampai sekarang masih aku rasakan bagaimana tidak enaknya dan menderitanya mengalami hal ini. orang tuaku berusaha untuk memperbaiki keadanku hingga aku berusia 13 tahun, orang tua ku sudah berusaha semaksimal mungkin.. menguras seluruh harta, tenaga dan apa pun yang mereka punya. aku menginginkan hasil, tidak hanya untuk kebaikanku, tetapi untuk melegakan jirih payah mereka. kini, aku berusia 15 tahun dan masih berstatus pelajar di salah satu SMA Internasional di Depok, ini memang bisa dijadikan suatu kebanggan yang amat-termanat tinggi untuk kedua orang tuaku, namun kini beban orang tua ku melunjak beberapa kali lipat karena biaya yang mereka tanggung untuk menyekolahkan ku.

mengherankan memang, anak penderita kebutaan dapat bersekolah dan memiliki prestasi yang melebihi mereka yang sempurna. itu pemikiran sebagian orang yang mengetahui keadaanku ini. orang tuaku selalu mendukung, mendorong, memuji untuk membesarkan hatiku dan semangat bersekolah di tengah-tengah lingkungan ku saat ini. aku ingin keluar dari situasi dimana aku terpojok -sangat terpojok-, aku ingin bebas dan tak terpengaruh mereka yang membenciku. aku yakin aku bisa keluar dari ini semua. aku yakin banyak mereka-mereka yang masih bisa menerima keadaanku ini. aku ingin BEBAS. aku ingin LEPAS.

ya... aku yakin aku bisa melewati ini semua. aku yakin apa yang kuinginkan pasti bisa kudapatkan meski MEREKA tetap MENOLAK ku.